-->

Ini Alasan Sebenarnya Agus Harimurti Yudhoyono Keluar dari TNI dan Jadi Cagub DKI Jakarta

Masuknya Agus Harimurti Yudhoyono yang mengikuti Pilkada DKI Jakarta dari Koalisi 4 Partai yang terkesan tiba-tiba ini ternyata memiliki latar belakang. Beredar informasi yang  menyatakan mengapa Agus terpaksa mengikuti pilkada DKI karena adanya cedera parah disekitar tulang belakangnya.

Jadi sebenarnya bukan salah keluarga yang memaksa agus keluar dari TNI AD tetapi pilkada DKI ini jalan keluar terbaik untuk Agus tetap berkarya. Cedera pada bahunya ini memyebabkan Agus tidak memungkinkan utk bisa berlari lagi dengan baik dimana syarat lari wajib bagi perwira tinggi.

Menurut pemberitaan detik.com pada Februari 2005, Putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikabarkan terkena DBD kemungkinan besar hanya sakit punggung akibat salah urat. 

"Dia menderita sakit punggung akibat salah urat karena melakukan latihan brigade terlalu keras," kata Komandan Kodim Jakarta Pusat Letkol A. Yuliarto usai menjenguk Agus di RSPAD, Senen, Jakarta, Rabu (15\/2\/2005). 

Agus dirawat di Pavilium 3 Kartika kamar 210 RSPAD. Kabar Agus terkena DBD beredar di kalangan dekat SBY sejak siang tadi. Hingga kini belum ada keterangan resmi RSPAD Gatot Subroto tentang penyakit Agus. Sejumlah dokter dan perawat yang merawat Agus melakukan tutup mulut saat dimintai keterangan.Menurut Komandan Kodim Jakarta Pusat itu, kondisi Agus telah membaik. 

"Beberapa hari lagi katanya sudah boleh pulang," katanya.Selain Komandan Kodim Jakarta Pusat, sejumlah pesohor juga tampak menjenguk perwira Seksi Operasi Batalyon Lintas Udara 305 KOstrad, Kerawang itu. 

Tampak antara lain pembalap Ananda Mikola dan penghipnotis Tommy Rafael. Hadir juga Siti Hediati (Titik SOeharto), mantan istri Prabowo Subianto Djojohadikusumo, mantan Danjen Kopassus.Presiden SBY yang sebelumnya direncanakan menjenguk Agus, hingga pukul 17.00 WIB, belum kelihatan. SBY sendiri tiba di bandara Halim Perdana Kusumah setelah lawatannya ke Singapura dan Malaysia pukul 15.40 WIB tadi.

Jika dipaksakan Agus tetap di TNI maka karirnya akan mentok selama-lamanya di kolonel karena saat test kesehatan dan kebugaran Agus akan gagal. Ia akan naik pangkat menjadi Letnan Kolonel pada umur 39 tahun, dan ketika naik jadi kolonel, karirnya lalu terhenti hingga umur 43 tahun sampai usia pensiun TNI 58 tahun.


Pada pidato perdananya pada mendaftarkan diri sebagai Gubernur, Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono ini menyadari banyak orang akan sedih, menyayangkan, dan mempertanyakan keputusannya. Meski keputusan itu tak mudah untuknya.

"Sejak tadi pagi saya mengikuti respons dari berbagai kalangan yang sangat beragam. Saya memahami pasti banyak yang sedih, menyayangkan dan mempertanyakan keputusan yang saya ambil tersebut, karena sesungguhnya saya memiliki karir dan masa depan yang baik di TNI," ujar dia yang mengatakan, keputusannya maju dalam Pilkada DKI karena ingin mengabdi untuk masyarakat Jakarta.

Bersama dengan Sylviana Murni, dia berharap diberi kepercayaan untuk membuat masyarakat Jakarta semakin maju, aman, tertib, meningkatkan perekonomian, kesejahteraan dan mengurangi kesenjangan sosial.

Selain itu, dia menginginkan hukum dan keadilan semakin ditegakkan. Pemerintahan dikelola dengan tertib dan transparan serta terbebas dari penyimpangan.

"Saya memiliki tujuan yang baik, jika Allah SWT mengijinkan dan saudara saya, masyarakat Jakarta memberikan kepercayaan bersama bu Sylviana saya bertekad dan akan bekerja sekuat tenaga untuk memperbaiki Jakarta," kata Agus.

Agus juga mengatakan keputusan untuk mengabdi pada masyarakat Jakarta tidak lepas dari peran TNI.

Dari TNI, ia belajar untuk mengabdi tanpa mengenal batas waktu dan batas wilayah penugasan.

Dengan terbata dan menahan tangis, Agus mengungkapkan keputusannya untuk tidak lagi mengabdi di lingkungan TNI.

"Untuk jajaran TNI yang saya cintai dan saya banggakan. Saya katakan bahwa saya.siap untuk melakukan pengabdian yang lain di dunia politik dan pemerintahan," ungkap Agus.

"Sejatinya dari TNI pula saya belajar bahwa mengabdi untuk masyarakat tidak mengenal batas waktu dan tidak mengenal wilayah penugasan," kata dia.(chipstory/detik/kompas)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Banner IDwebhost

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel