-->

Cegah Covid-19 di Tanimbar, Perayaan Paskah Tahun 2020 dari Rumah

SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Seluruh umat Kristen di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku melakukan ibadah perayaan Paskah Tahun 2020 dari rumah masing-masing pada Minggu (12/04/2020).

“Gereja Protestan Maluku (GPM) mendukung pemerintah dalam mencegah dan menekan penyebaran Pandemic Virus Corona atau Novel Coronavirus (Covid-19) di Provinsi Maluku dan Maluku Utara (Malut),” Hal ini terungkap oleh Ketua Klasis Tanimbar Selatan (Tansel), Pdt. Lenny Bakarbesy/Rangkoratat, STh kepada Lelemuku.com pada Minggu (12/04/2020).

Perayaan berjalan dengan tertib dan aman melalui liturgi dan rekaman khotbah dari Pdt. B. Hetharie yang sudah dibagikan oleh majelis jemaat pada pukul 04.30 WIT, sebelumnya jemaat telah melakukan malam puji-pujian, tari-tarian atau pemutaran film bertemakan Paskah dari pukul 21.00 WIT pada Sabtu (11/04/2020).

Dalam khotbah yang terbawa di dalam kitab Yohanes 20 : 1 – 10 dan Roma 6 : 10 – 11 dengan Tema ‘Yesus Bangkit Percayalah dan Berjuanglah Membela Kehidupan’, Pdt. Hetharie mengatakan bahwa di hari Paskah ini semua umat Kristen di seluruh dunia merayakan dan memperingati kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian.

Kebangkitan Kristus atau Paskah Kristus menjadi moment penting bagi orang percaya. Sebab Kebangkitan Kristus menjadi dasar bagi iman dan percaya kita yang memberikan jaminan keselamatan kekal, sebagaimana diungkapkan oleh rasul Paulus ‘Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu’ di dalam kitab 1 Kor.15:14.

“Memperingati dan merayakan Kebangkitan Kristus di tahun ini lain dari biasanya. Untuk pertama kali dalam sejarah pelayanan Gereja Protestan Maluku, perayaan Paskah Kristus tidak ada kubur terbuka, tidak ada ibadah di gereja, tetapi kita semua merayakannya dalam kehidupan keluarga kita masing-masing. Sebab kita semua sementara bergumul dengan pandemi virus Covid-19. Virus yang mengakibatkan ribuan nyawa melayang. Virus yang membuat banyak orang dalam kewaspadaan tapi juga dalam kebimbangan dan ketakutan yang terjadi di seluruh dunia,” ungkap dia.

Ia pun meminta semua umat untuk memaknai cinta kasih Kristus yang telah diperingati mulai dari minggu-minggu SengsaraNYA, kematianNYA di Jumat Agung sampai pada kebangkitanNYA di hari tersebut akan selalu menjadi kekuatan dalam seluruh kehidupan orang percaya.

Cinta kasih Kristus itupun menjadi kekuatan dalam kebimbangan dan keraguan, seperti Maria Magdalena, Simon Petrus dan murid-muridNYA lain ketika mereka berjumpa dengan kubur kosong dan tubuh Tuhan mereka yang disangka telah dicuri orang. Kemudian mereka bimbang dan ragu, sebab selama itu mereka belum mengerti isi Firman Tuhan bahwa Kristus harus bangkit dari antara orang mati dan butuh tuntunan dan bimbingan dan hal itu dilakukan oleh Tuhan Yesus selama 40 hari sebagai masa perjumpaan dalam penampakanNYA kepada para murid sekaligus menguatkan dan meyakinkan mereka bahwa IA telah bangkit dari kematian dan mereka mesti yakin dan percaya.

“Ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan adalah hal yang penting dan kalau kita percaya bahwa pemerintah adalah wakil Allah, maka apa yang dianjurkan pemerintah mesti kita wujudkan dengan berdiam di rumah, seperti bekerja, belajar dari rumah. Kemudian menjaga kebersihan lingkungan, rumah, sering mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak ketika ada keperluan penting di luar rumah. Serta yang paling penting adalah menjaga kebersihan hati kita untuk kehadiran Roh Kudus yang menuntun dan menyertai kita dengan saling mendoakan,” harapnya. (Laura Sobuber)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Banner IDwebhost

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel