-->

Wiranto Akui Presiden Jokowi Terbuka Untuk Susilo Bambang Yudhoyono

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat terbuka untuk ditemui oleh siapa saja, tidak terkecuali Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Seandainya Pak SBY ingin ketemu Pak Jokowi, ketemu saya, atau ketemu Wapres, saya kita tidak ada masalah. Sejauh yang saya tahu Pak Jokowi sebagai Presiden selalu siap menerima siapa saja," kata Wiranto di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri tentang Hukum dan Keamanan antara Indonesia dan Australia yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis.

Menkopolhukam dengan tegas membantah isu yang menyebut Presiden Jokowi membatasi diri, meskipun dirinya juga menjelaskan bahwa diperlukan tata cara tersendiri untuk melakukan pertemuan dengan presiden.

Sependapat dengan Wiranto, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan tidak ada seorang pun yang melarang pertemuan Presiden Jokowi dan SBY.

"Kita tidak ada yang melarang. Memang harus melalui mekanisme dulu, kalau menurut Seskab (sekretaris kabinet) tidak ada permintaan (dari SBY), ya mana kita bisa tahu hati orang ingin ketemu (Presiden)," ungkap Yasonna.

Presiden Jokowi sendiri mengatakan akan mengatur waktu yang tepat jika telah ada permintaan pertemuan dari pihak SBY.

"Kan saya bilang waktunya akan diatur kalau ada permintaan," tegas Jokowi.

Selanjutnya Staf Khusus bidang Komunikasi Presiden, Johan Budi SP menegaskan tidak ada orang yang menghalang-halangi pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Saya menyarankan kepada Pak SBY disebut saja siapa yang menghalang-halangi, setahu saya tidak ada. Kedua kalau presiden memutuskan akan bertemu lalu ada yang menghalangi tentu tidak bisa. Salah informasi mungkin, tapi sepanjang yang saya tahu hubungan Pak Jokowi dan SBY baik-baik saja," kata Johan di kompleks Sekretariat Negera (Setneg) Jakarta, Kamis.

Dalam konferensi pers pada Rabu (1/2), SBY mengatakan bahwa ada orang yang menghalang-halangi pertemuannya dengan Presiden Jokowi.

"Ada tiga sumber yang memberi tahu saya, bahwa beliau (Jokowi) juga ingin bertemu saya tapi dilarang dua-tiga orang di sekeliling beliau. Dalam hati saya hebat juga bisa melarang Presiden bertemu sahabatnya yang juga mantan Presiden," kata SBY.

Padahal, Presiden Jokowi sudah pernah menggelar pertemuan dengan para mantan Presiden dan ketua umum partai pada beberapa bulan lalu. Namun, Presiden Jokowi belum pernah bertemu dengan SBY yang merupakan Presdien keenam sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat.

"Sekali lagi saya sampaikan Presiden Jokowi dan Pak SBY tidak ada persoalan personal, hubungannya baik-baik saja jadi tidak pas kalau ada pihak-pihak di luar itu mengatakan ada keengganan pertemuan antara Pak SBY dan presiden Jokowi," tambah Johan.

Namun, soal kapan keduanya bertemu, Johan belum dapat memastikannya.

"Saya masih ingat saat Pak Presiden ditanya teman-teman wartawan waktu bertemu dengan ketua-ketua umum partai, Pak Presiden mengatakan soal waktu saja, tapi kapan waktunya, saya tidak tahu," ucap Johan.

Usulan pertemuan itu pun dapat diajukan langsung oleh SBY ke Presiden Jokowi.

"Kan (usulan pertemuan) bisa secara pribadi, kan bisa keduanya saling telepon karena keduanya punya hubungan yang baik. Saya yakin pernah Pak SBY pernah berkomunikasi dengan Pak Jokowi," tambah Johan.

Sebelumnya, SBY mengaku ingin bertemu dan berbicara "blak-blakan" dengan Presiden Jokowi ihwal isu keterkaitannya dengan aksi damai umat Islam 4 November 2016, serta rencana pengeboman hingga makar.

SBY merasa perlu melakukan klarifikasi atas segala tuduhan yang dialamatkan kepadanya agar tidak ada prasangka dan kecurigaan, maupun informasi yang simpang siur.

Namun, menurut tiga sumber yang tidak disebutkannya secara gamblang, SBY memperoleh informasi tentang dua hingga tiga orang di sekeliling Jokowi yang melarang Presiden untuk bertemu SBY.

"Sayang sekali saya belum punya kesempatan bertemu Presiden kita Bapak Jokowi. Kalau bisa bertemu saya mau bicara dengan beliau 'blak-blakan', siapa yang melaporkan kepada beliau info intelijen yang menuduh saya mendanai aksi damai 4/11, mengaitkan saya dengan rencana pengeboman Istana Negara dan urusan makar," kata SBY di Jakarta, Rabu (1/2). (antara)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Banner IDwebhost

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel